Seorang atasan yang sudah cukup senior merasa sangat kesal karena sering sekali memergoki karyawannya selalu sibuk dengan gadgetnya. Terkesan tidak bekerja, dia menduga pasti karyawan ini sedang chatting atau asyik nonton sesuatu di luar pekerjaannya.
Karena sudah terlalu sering, pada saat memergokinya lagi, si atasan langsung menegur karyawan tersebut, “kerja dong … jangan sibuk main gadget saja”. Si karyawan tentu saja kaget karena ada boss dibelakangnya sambil mengeluarkan ucapan seperti itu. Dia kemudian langsung berdiri, memberi salam hormat, dan sambil tersenyum menjawab, ”justru saya ini sedang bekerja pak, ada aplikasi di gadget yang membantu pekerjaan saya menjadi mudah”. Karena penasaran si atasan mencecar dengan pertanyaan dan meminta dijelaskan apa yang dimaksudkan. Si karyawan dengan tenang dan percaya diri menjelaskan semua apa yang dilakukannya.
Si atasan menjadi lega dan menyadari bahwa dirinya tertinggal banyak mengenai perkembangan teknologi informasi. Dia menyadari bahwa ada gap terkait perkembangan ICT antara dirinya dengan karyawan yang masih muda tersebut seperti pernah dibacanya di artikel tentang kategori generasi. “Saya adalah Baby Boomer (BB) dan staf saya tersebut adalah Milenial. Terjadi jugakah di organisasi Anda? Jadilah Boomenial, BB yang Milenial.
Tidak semua Baby Boomer (BB) siap untuk berubah. Masih banyak yang tetap memegang teguh karakter generasinya. Menuntut generasi lainnya mengikuti cara mereka dalam bekerja dan berinteraksi. Yang lebih muda tidak boleh membantah, harus menurut saja atas apa yang diperintahkan. Berbagi pengetahuan itu tidak penting. Pengetahuan merupakan modal dalam bekerja, tidak perlu diketahui banyak orang. Generasi ini disebut juga Boomenial, namun bukan sebagai BB yang berperilaku milenial, tepatnya adalah BB yang kolonial.
Dalam kaitannya dengan KM, teknologi KM yang digunakan harus mampu mengatasi gap antar generasi. Wisdom dan pengetahuan yang banyak dimiliki oleh BB harus dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan individu lainnya dan organisasi tentunya. BB kolonial akan tertinggal jika mereka tidak siap menerima perubahan. Disrupsi yang sedang dan semakin intensif terjadi berdampak ke semua generasi.
Tidak ada alasan buat BB untuk tidak menyesuaikan diri, kecuali legowo untuk ditinggalkan. Kita sama-sama berharap, semoga, di tempat kita bekerja, semua BB yang masih exist merupakan BB yang milenial, bukan kolonial. Hal ini penting untuk memastikan terjadinya estafet generasi secara mulus dan positif terhadap perkembangan organisasi kita.